Bismillah hirrahman nirrahim
dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Permanganometri, emh...dari namanya saja sudah jelas pemeran utama dari titrasi ini kalium permanganat, dimana kalium permanganat ini digunakan sebagai larutan standar oksidimetri dan ia juga berperan sebagai indikator (autoindikator).
Prinsip dari permanganometri itu sendiri berdasarkan reaksi reduksi-oksidasi (Redoks), dimana terjadi serah terima elektron, yang dimaksud reduksi itu sendiri adalah penerimaan elektron, sedangkan oksidasi penyerahan elektron. Oksidasi yang terjadi pada titrasi ini berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis. titrasi ini berjalan lambat dalam suasana asam tetapi cepat dalam larutan netral.
sebelum dilakukan titrasi, kalium permanganat harus distandarisasi terlebih dahulu,untuk menstandarisasi biasanya digunakan asam oksalat, kalium tetraklorat, dan natrium oksalat karena zat-zat tersebut bersifat reduktor.
permanganometri dapat dilakukan dalam suasana asam dengan penambahan asam klorida, suasana asam secara tidak langsung yaitu dengan penambahan kalium permanganat berlebih pada larutan oksidator yang akan dianalisis, dan dalam suasana netral atau basa yaitu dengan mereduksi permanganat menjadi MnO2yang berbentuk endapan
larutan baku primer yang biasanya digunakan asam oksalat, dan baku sekunder kalium permanganat, dengan, penambahan asam sulfat 4N sebanayk 6 ml dan dititrasi pada temperature 80-90 derajat celcius sampai terbentuk warna rose.
Dalam reaksi/titrasi redoks ini, KMnO4 direduksi menurut persamaan reaksi sebagai berikut :
MnO4- + 8H+ + 5e ® Mn2+ + 4H2O
ungu tak berwarna
Larutan baku KMnO4 dibakukan dengan larutan baku primer natrium oksalat atau asam oksalat menurut reaksi sebagai berikut :
2Na+ + C2O42- + 2H+ ® H2C2O4 + 2Na+
Na2C2O4 ® 2Na+ + C2O42-
atau
H2C2O4 ® 2H+ + C2O42-
2MnO4- + 5C2O42- + 16H+ ® 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
Setelah titik ekivalen, kelebihan satu tetes KMnO4 menyebabkan larutan berwarna rosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar